Rabu, 06 Januari 2016

Aku dan Sanggar Roda


Nama : Fitriana Dewi Maram Sari
NIM : 13.141.437
Kelas : i 5








Sanggar roda adalah  sebuah komunitas musik kontemporer yang berada di pinggiran kota Jakarta, tepatnya di Jln. Swadaya III, Kelurahan Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur. Kampung yang dulu sampai sekarang terkenal dengan nama Kampung Warung Jengkol ini dihimpit oleh Kawasan Industri dan Terminal Pulogadung, dan berbatasan langsung dengan Kawasan Perumahan Elite yang ada di Jakarta Utara. Tak Ayal jika dulu Kampung Warung Jengkol pada tahun 80-an terkenal dengan tindak kriminalnya, apalagi dengan mayoritas warganya adalah warga pendatang yang bekerja sebagai buruh pabrik, pedagang kaki lima, karyawan PO bus dan pedagang asongan. Kebanyakan warga yang hidup di kampung ini mayoritas miskin dan cenderung permisif, hal ini berdampak pula terhadap perkembangan dan pergaulan anak-anak mereka. Alasan inilah yang membuat Ayah Nano dan Ibu Refni mendirikan Sanggar Roda.
Akupun dilahirkan dan dibesarkan di kampung ini karena orang tua ku sudah lama menetap di kampung ini selama kurang lebih dari 30 tahun,  sewaktu aku masih kecil, aku sering ikut kegiatan belajar kelompok dan bermain oleh kakak-kakak dari Santa Ursula dan Kanisius juga dari Yayasan Andalas Selaras pada setiap hari sabtu & minggu, lalu berdirilah sebuah perpustakaan yang diberi nama "Kata Hati", aku juga pernah ikut belajar musik dan teater di Bella Studio yang berada di daerah rawamangun. Bella Studio ini merupakan cabang dari Bengkel Teater yang didirikan oleh Ws. Rendra. dengan seiring berjalannya waktu berdirilah Sanggar Roda yang bertempat di rumah Ayah Nano dan Ibu Refni. Mayoritas yang bergabung di sanggar roda ini adalah anak - anak dari keluarga yang kurang mampu, begitupun juga aku. dengan keberadaan sanggar roda ini menurut ku bisa menjadi wadah untuk mengembangkan kreativitas dan bermusikku. dan kegiatan ini juga bisa membentengi kami dari pengaruh negatif lingkungan.
Di kampung yang padat penduduk ini, tak heran jika waktu latihan kami terbatas, sering kali latihan kami pun di protes oleh warga setempat karena merasa kebisingan, terlebih aliran musik kami yang terbilang nyeleneh ( etnik kontemporer ), kami pun juga tidak bisa latihan jika ada salah satu warga yang sakit atau meninggal dunia.
Aku & Sanggar Roda sudah banyak tampil di berbagai tempat, mulai dari pusat budaya, kantor, mall dan hotel berbintang, Sanggar roda pun sering mengikuti festival musik dan banyak menjuarai berbagai festival
1. 1st Winner Acoustic Across Ethnicoustic diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta 7 November 2009-9 Januari 2010.

2. The Best Ethnical Music Instrumental Acoustic Across Ethnicoustic diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta 7 November 2009-9 Januari 2010.

3. The Most Favorite Band Acoustic Across Ethnicoustic diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta 7 November 2009-9 Januari 2010.

4. Juara 1 Gebyar Budaya Betawi diselenggarakan oleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta. 19-21 Oktober 2009.

5. Juara 1 Jakustik 2009 Tribute to Bang Ben diselenggarakan oleh Bens Radio. Grand Indonesia 11-19 Juli 2009.

6. Juara 1 Festival Lagu dan Puisi HUT RI ke-61 diselenggarakan oleh Bank Indonesia. 2006.

7. Juara 1 Vote for Peace diselenggarakan oleh KIPP Jakarta. Pasar Festival Kuningan Jakarta 4-6 September 2004.

8. Juara 2 Trisakti Acoustic Season diselenggarakan oleh Universitas Negeri Trisakti Jakarta. 7-9 Juni 2004.

9. The Best Performance Festival Musik HUT RI ke-59 Karang Taruna Rawaterate Cakung 2004 disponsori oleh PT. Djarum.

10. Juara 3 Festival Musik Perspektif Arsitektur diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta 2002.

11. Juara Harapan 2 Festival Penyanyi Pemusik Jalanan se-Jabotabek diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Bekasi. Bekasi 14-21 April 2001

Meski kami sering tampil untuk mengisi acara kami pun tidak lupa akan kewajiban kami belajar disekolah dan kami dituntut harus berprestasi disekolah dalam akademik maupun non akademik agar kami tidak mengecewakan  bahkan menjadi kebanggan kedua orang tua kita dan keluaraga besar sanggar roda.
Dengan berjalannya waktu setelah lama mengikuti kegiatan sanggar roda, akupun lulus dari Sekolah Menengah Atas ( SMA) , dan aku harus pindah ke Madiun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Aku berharap dengan adanya Sanggar Roda bisa menjadi wadah menegembangkan kreatifitas, memiliki kepekaan, kepedulian sosial lingkungan, mandiri, terhindar dari pengaruh negatif lingkungan dan Sanggar Roda tetap terus berjalan dapat penerusnya seperti Roda yang berputar. 

Melalui sanggar ini, diharapkan anak-anak bisa mandiri dan memiliki olah rasa seni yang tinggi. ”Dengan jiwa seni yang tinggi, mereka bisa peka terhadap berbagai situasi, termasuk persoalan sosial dan kemasyarakatan. Diharapkan juga tumbuh sifat-sifat kerelawanan dan kepekaan terhadap masyarakat.
SUGIO PRAYITNO ( Nano )
Sanggar Anak Roda kini sudah sering tampil di berbagai tempat, mulai dari pusat budaya, kantor, mal, hingga hotel-hotel berbintang. Seusai tampil, anak-anak tersebut bisa mengantongi uang yang cukup lumayan untuk ukuran mereka

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Sanggar Anak Roda kini sudah sering tampil di berbagai tempat, mulai dari pusat budaya, kantor, mal, hingga hotel-hotel berbintang. Seusai tampil, anak-anak tersebut bisa mengantongi uang yang cukup lumayan untuk ukuran mereka

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu